Friday, February 11, 2011

Budidaya Cabe

http://bisnisukm.com/wp-content/uploads/2010/12/ilustrasi-budidaya-cabe.jpg
Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor.

Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.

Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.

Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.

Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :

1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.

2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.

3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.

4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.

Jika perawatan maksimal diberikan selama proses budidaya cabe berlangsung, maka peluang sukses meraup untung dari bisnis cabe dapat Anda nikmati. Sekian informasi mengenai potensi bisnis budidaya cabe, semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bisnis di daerah Anda. Salam sukses.